Senin, 05 September 2011

BAB I .: MENYIMAK DAN MENYIMPULKAN INFORMASI YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH DALAM KONTEKS BEKERJA

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
Standar
Kompetensi

-     Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat
madya
Kompetensi
Dasar
-  Menyimak untuk Menyimpulkan Informasi yang Tidak
Bersifat Perintah dalam Konteks Bekerja
Indikator
-  Mengubah informasi dari bentuk lisan ke dalam bentuk
nonverbal (bagan/tabel/diagram/grafk/ denah/matriks)
-  Menyampaikan pendapat/opini dengan menggunakan
teknik  penyampaian  simpulan  dan  pendapat  yang
akurat secara deduktif atau induktif
-  Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam menyimpulkan sesuatu informasi
Pada Bab  ini, kita akan mempelajari kegiatan menyimak dan membedakan
informasi berbentuk verbal  serta nonverbal. Di  samping  itu, kita  juga akan
belajar mengubah  informasi  verbal  ke  nonverbal  serta membuat  simpulan
secara  deduktif  dan  induktif  disertai  dengan  opini  atau  pendapat.  Tujuan
mempelajari  bab  ini  adalah  agar  kita  terampil  menyimak  informasi  lisan
untuk diubah menjadi  informasi nonverbal sekaligus dapat menyampaikan
pendapat berbentuk simpulan secara deduktif maupun induktif dari informasi
yang didengarkan.
BAB 1
MENYIMAK UNTUK MENYIMPULKAN
INFORMASI YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH
DALAM KONTEKS BEKERJA
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
Wacana
Narkoba, Aids, dan Kita
Saat  ini di  kawasan Asia, diperkirakan  4,9  juta  orang hidup dengan
HIV/AIDS  termasuk  440.000 kasus baru pada  tahun  lalu. Sekitar  300.000
orang  meninggal  akibat  berbagai  penyakit  terkait AIDS. Asia  Tenggara
sendiri memiliki  tingkat prevalensi  tertinggi di Asia dengan  luas wilayah
endemis bervariasi antarnegara.
Ketika  epidemi  di  Kamboja, Myanmar,  dan  Thailand menunjukkan
penurunan  prevalensi HIV,  di  Indonesia  dan  Vietnam  justru meningkat
pesat. Mayoritas kasus infeksi baru di Indonesia dan Vietnam disebabkan
pemakaian  narkotika,  psikotropika,  dan  zat-zat  adiktif  lainnya  (napza),
terutama penggunaan jarum suntik injecting drug use (IDU), dan hubungan
seks tidak aman.
Dalam  sepuluh  tahun  terakhir, peningkatan  kasus HIV di  Indonesia
sungguh mencengangkan.  Jika  tahun  1998  jumlah  kumulatif  kasus HIV
baru  591  orang,  pada  September  2007  jumlahnya  telah  mencapai  5.904
orang. Sejak Januari hingga September 2007 saja, jumlah kasus infeksi baru
HIV mencapai 674 orang.
Kondisi ini seiring dengan laju epidemi AIDS. Jika tahun 1998 jumlah
kumulatif  kasus AIDS yang dilaporkan  258  orang, pada  September  2007
jumlahnya telah meningkat jadi 10.384 orang dengan prevalensi 4,57 persen.
Cara penularan kasus AIDS melalui  IDU 49,5 persen dan hubungan seks
tidak aman 46 persen.
  Sejauh  ini,  epidemi HIV/AIDS  telah  bergeser  dari  hubungan  seks
tidak aman ke pemakaian napza (populer dengan sebutan narkoba) dengan
jarum suntik. Peningkatan kasus penularan virus itu melalui narkoba suntik
mulai terlihat sejak tahun 1999.
Departemen  Kesehatan  menyebutkan,  jumlah  pengguna  narkoba
suntik di Indonesia pada tahun 2006 diperkirakan 190.000 hingga 247.000
orang. Sementara estimasi prevalensi HIV pada pengguna narkoba suntik
mencapai 41,6 persen dan ditemukan di tiap provinsi. Secara nasional, dari
kasus AIDS yang  terlaporkan  secara kumulatif,  49,5 persen di  antaranya
adalah pengguna narkoba suntik. Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
Bahkan, di wilayah Provinsi DKI  Jakarta, 72 persen dari  total  jumlah
kumulatif kasus AIDS adalah pengguna narkoba suntik. “Usia pengguna
napza  suntik  cenderung  makin  muda  sehingga  mereka  akan  terinfeksi
HIV lebih awal dan sulit diangkau,” kata Nafsiah Mboi, Sekretaris Komisi
Nasional Penanggulangan HIV/AIDS.
Para  pengguna  narkoba  suntik  di  lembaga  pemasyarakatan  (lapas)
dan rumah tahanan (rutan) juga meningkat pesat serta rata-rata 20 persen
terinfeksi  HIV.  Akibatnya,  angka  kematian  penghuni  lapas  atau  rutan
pada  tahun  2005 meningkat  dua  kali  lipat  dibandingkan  dengan  tahun
sebelumnya. Para pengguna narkoba  suntik yang  terinfeksi HIV di  lapas
atau rutan selama ini kesulitan mengakses pelayanan kesehatan.
Tingginya  angka  terinfeksi  HIV  di  kalangan  pengguna  narkoba
terutama disebabkan perilaku mereka amat beresiko. Salah satunya masih
meluasnya praktik  berbagi  jarum  suntik di  kalangan  IDU. Di  Indonesia,
yang  populer  dikonsumsi  adalah  narkoba  suntikan  berupa  heroin  atau
putau. Konon karena efeknya lebih cepat dan murah dibandingkan dengan
yang nonsuntikan.
Di  sisi  lain,  pengetahuan  pentingnya  sterilisasi  jarum  suntik  sangat
rendah.  Menurut  penelitian  Budi  Utomo,  Guru  Besar  dari  Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), di kalangan remaja
pengguna narkoba suntik umumnya satu jarum suntik dipakai dua  sampai
18 orang. Bahkan, 62 persen di antaranya memakai ulang  jarum  tersebut.
Cara membersihkan  jarum,  65  persen memakai  air  biasa,  31  persen  air
panas. Sangat sedikit yang mensterilkan dengan merebus.
  Hasil penelitian  lain yang dilakukan  I Made Setiawan dan  timnya
di Bali (1998) menyebutkan, 26,5 persen dari pengguna narkoba suntik itu
memiliki lebih dari satu pasangan seksual aktif, 26,5 persen lainnya pernah
menggunakan  jasa pekerja  seksual,  serta  17,6 persen berhubungan  intim
dengan orang asing. Akan tetapi, cuma satu orang yang konsisten memakai
kondom.
Hal  ini  membuat  kelompok  pengguna  narkoba  suntik  menempati
posisi  amat  penting  dalam mata  rantai  penyebaran HIV/AIDS. Menurut
Zubairi Djoerban, Guru Besar dari FKUI RSCM yang bergerak di bidang
penanggulangan HIV/AIDS, mereka rentan tertular akibat praktik berbagi
jarum  suntik.  Kemudian,  mereka  berpeluang  besar  menularkannya  ke
kalangan non-pengguna narkoba suntik, istri mereka, anak dan pasangan
seksual mereka.Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
Sejauh  ini,  Pemerintah  telah  menyusun  pedoman  penanggulangan
HIV/AIDS akibat pemakaian jarum suntik pada pengguna narkoba suntik
secara bergantian. Pedoman itu mengatur penggunaan jarum suntik sebagai
bagian  layanan  harm  reduction  di  puskesmas,  rumah  sakit,  dan  lapas.
Dalam aturan  itu, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia bertugas
mengurus di lembaga pemasyarakatan, yaitu memisahkan antara pengedar
dan pengguna. Setiap pengguna narkoba di lapas juga wajib diperlakukan
sebagai pasien  yang  bisa disembuhkan. Apabila  terlanjur  terinfeksi HIV,
pasien bisa mendapat pengobatan tanpa didiskriminasi.
Realisasinya tentu butuh komitmen kuat dari pemerintah dan pemangku
kepentingan  dalam  penanggulangan  HIV/AIDS  di  kalangan  pengguna
narkoba suntikan. Untuk itu, kita bisa belajar dari negara-negara tetangga
seperti Kamboja,  khususnya menyangkut  bagaimana  upaya  pencegahan
yang  terfokus dan berkelanjutan dapat menekan perkembangan epidemi
HIV.
                       (Sumber: Kompas, Sabtu, 24 November 2007,
dengan beberapa perubahan)
A. Kegiatan  Menyimak  dan  Memahami  informasi
Nonverbal
Menyimak  merupakan  salah  satu  kegiatan  berbahasa  yang  dapat
menambah atau memperluas pengetahuan. Keterampilan menyimak perlu
dilatih  secara  terus-menerus  dan  berkesinambungan.  Proses  pelatihan
menyimak menuntut  adanya  kesiapan mental  dan  kesehatan  fsik  serta
motivasi atau kemauan secara sadar untuk mengikuti seluruh isi simakan.
Pada  dasarnya  menyimak  adalah  kegiatan  menyerap  informasi  yang
disampaikan  secara  lisan  dengan  tidak  sekadar  menggunakan  indera
pendengaran,  tetapi  juga  berupaya  menangkap  isi  atau  pesan  serta
memahami  makna  informasi  yang  disampaikan.  Hasil  simakan  dapat
diungkapkan  kembali  dengan  bahasa  sendiri  dengan  tidak  mengubah
pengertian dasar informasi sumber.
Proses menyimak menuntut motivasi dan perhatian dari pendengar.
Tanpa keinginan dan perhatian,  sulit mengharapkan hasil yang memuaskan.
Berdasarkan caranya, menyimak terdiri atas beberapa macam, yakni, seperti
berikut : Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
1.  Menyimak Intensif
  menyimak memahami secara  terperinci,  teliti, dan mendalami bahan
yang disimak.
2.  Menyimak Ekstensif
  menyimak memahami  secara  sepintas  dan  umum  dalam  garis-garis
besar atau butir-butir penting tertentu.
3.  Menyimak untuk Belajar
  melalui  kegiatan  menyimak,  seseorang  mempelajari  berbagai  hal
yang  dibutuhkan.  Misalnya,  para  siswa  menyimak  ceramah  guru
bahasa Indonesia, para siswa mendengarkan suara radio, televisi, dan
sebagainya.
4.  Menyimak untuk Menghibur
  menyimak  sesuatu  untuk  menghibur  dirinya.  Misalnya,  menyimak
pembacaan  cerita-cerita  lucu,  pertunjukan  sandiwara,  flm,  dan
sebagainya.
5.  Menyimak untuk Menilai
  menyimak mendengarkan, memahami isi simakan, menelaah, mengkaji,
menguji, dan membandingkan dengan pengalaman serta pengetahuan
menyimak.
6.  Menyimak Diskriminatif
  menyimak  untuk  membedakan  bunyi  suara.  Dalam  belajar  bahasa
Inggris, misalnya siswa harus dapat membedakan bunyi (i) dan (i:).
7.  Menyimak Pemecahan Masalah
  menyimak mengikuti  uraian  pemecahan masalah  secara  kreatif  dan
analisis yang disampaikan oleh si pembicara. Mungkin juga penyimak
dapat  memecahkan  masalah  yang  dihadapinya,  secara  kreatif  dan
analisis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari menyimak
sesuatu.
Untuk dapat mengungkapkan kembali informasi simakan yang diterima
dengan baik dan memadai, kita dapat melakukan langkah-langkah sebagai
berikut.
1.  Perhatikan judul wacana yang akan dilisankan.
2.  Catatlah  kata-kata  kunci  yang  dianggap  penting  berupa  frasa  atau
klausa.
3.  Catatlah ide-ide pokok setiap paragraf.Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
4.  Catatlah  fakta-fakta  atau  data  berupa  angka,  persentase,  atau
perbandingan.
5.  Uraikan  kembali  dalam  bentuk  ikhtisar  berdasarkan  data-data  yang
dicatat.
Informasi hasil simakan dapat dikemukakan atau disampaikan dalam
bentuk  verbal  maupun  nonverbal.  Informasi  verbal  berwujud  uraian,
ulasan, atau penjelasan dan dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan.
Informasi ini dianggap lebih mudah dicerna dan dipahami.
Contoh informasi verbal:
Sulistya mengatakan UN  lebih  banyak menimbulkan  penderitaan
bagi  sekolah  swasta  dan  pinggiran.  Bagaimana  mungkin  sekolah
pinggiran yang sarana, prasarana, kualitas SDM, dan pemenuhan standar
pelayanan minimal (SPM)-nya sangat terbatas disamakan dengan sekolah
yang SPM-nya lengkap dan pada umumnya didominasi sekolah negeri
perkotaan. UN yang diselenggarakan setiap tahun hanya akan menambah
persoalan dan pemborosan APBN,  jika hasil ujian periode sebelumnya
tidak ditindaklanjuti dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran
pada sekolah yang angka kelulusannya rendah.
Informasi  berbentuk  nonverbal  cenderung  bersifat  visual,  berupa
bentuk atau gambar serta garis-garis yang memiliki ciri-ciri tersendiri dan
cenderung  perlu  pengamatan  lebih  khusus.  Contohnya:  grafk,  denah,
bagan, diagram, atau matriks.
Berikut ini pengertian dan contoh bentuk informasi nonverbal.
1.     Grafk
Grafk  adalah  gambaran  pasang  surutnya  suatu  keadaan  atau  data
yang ada dengan garis atau gambar.  Grafk dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu grafk batang, grafk garis, dan grafk lingkaran.
a.  Grafk  batang  adalah  lukisan  naik  turunnya  data  berupa  batang  atau
balok  dan  dipakai  untuk menekankan  adanya  perbedaan  tingkatan Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
atau nilai berupa aspek.
Contoh Grafk Batang :
Grafk Pekerjaan Orang Tua Siswa SMK Nurul Islam Tahun 2007 Grafik Pekerjaan Orang Tua Siswa SMK Nurul Islam Tahun 2007
0
50
100
150
1
ABRI
PNS
SWASTA
BURUH
PETANI
LAINNYA
b.  Grafk  garis  adalah  lukisan  naik  turunnya  data  berupa  garis  yang
dihubungkan dari titik-titik data secara berurutan.
  Grafk  ini  dipakai  untuk  menggambarkan  perkembangan  atau
perubahan dari waktu ke waktu.
  Contoh grafk garis:
Grafk Pengunjung Perpustakaan SMK Nurul Islam Tahun 2007 Grafik Pengunjung Perpustakaan SMK Nuris Tahun 2007
0
50
100
150
200
250
300
Jan
Mar
Mei
Jul
Sept
Nov
Bulan
Jumlah Pengunjung
Series1
c.  Grafk lingkaran adalah gambaran naik turunnya data berupa lingkaran
untuk menggambarkan persentase dari nilai total atau seluruhnya.Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
Contoh grafk lingkaran:
Persentase Penganut Agama di SMK Kartini Persentase Penganut Agama di SMK Kartini
Islam 55
Protestan 28
Katolik 14
Hindu 2
Budha 1
28%
14% 2%
55%
1%
Islam
Protestan
Katolik
Hindu
Budha
2.  diagram
Diagram adalah (gambaran buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau
menerangkan sesuatu. Bentuk-bentuk diagram antara lain adalah diagram
arus (bagan alur), diagram balok, diagram gambar, diagram garis, diagram
lingkaran, diagram cabar, dan diagram pohon.
Contoh diagram:
Total Nilai Transaksi di BEJ (dalam Triliyun)
147.9
128.8
97.5
120.8
125.4
246.2
0
100
200
300
Nilai
Transa
ksi
1 2 3 4 5 6
Tahun
Transaksi Di BEJ (dlm triliyun)
Series
1
3.  Tabel
Tabel   adalah dafar yang berisi  ikhtisar dan sejumlah data  informasi,
biasanya  berupa  kata-kata dan  bilangan  yang  tersusun  secara  bersistem,
urut  ke  bawah  dalam  lajur  dan  deret  tertentu  dengan  garis  pembatas
sehingga dapat dengan mudah disimak.
Nilai
Transaksi
Tahun Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
Contoh:
Data Tentang Kesegaran Jasmani Manusia Berdasarkan Usia dan Jenis
Kelamin

Pria Wanita Pria Wanita
12 menit 13 menit 2400 m 2250 m
13 menit 14 menit 2250 m 2090 m
14 menit 15 menit 2090 m 1850 m
18 - 29 tahun
40 - 49 tahun
30 - 49 tahun
Jenis Tes Waktu Tempuh untuk
Jarak 2,5 Km
Jarak yang Ditempuh
Selama 12 menit
Usia
4.  Bagan
Bagan  adalah  gambaran  secara  analisis  atau  terurai  tentang  proses
yang terjadi di alam, teknologi, dan masyarakat manusia. Bagan digunakan
untuk membantu memperjelas proses kerja.
Contoh bagan:
Bagan Budidaya Belut
3. Tabel  adalah  daftar  yang  berisi  ikhtisar  dan  sejumlah  data  informasi,  biasanya  berupa
kata-kata  dan  bilangan  yang  tersusun  secara  bersistem,  urut  ke  bawah  dalam  lajur  dan
deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah di simak.
Contoh :
Data Tentang Kesegaran Jasmani Manusia Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
4. Bagan  adalah gambaran  secara  analisis  atau  terurai  tentang proses yang  terjadi di  alam,
teknologi  dan  masyarakat  manusia.  Bagan  digunakan  untuk  membantu  memperjelas
proses kerja yang kurang komunikatif.
Contoh bagan:
Bagan Budidaya Belut
PembuatanȱKolamȱ
PenaburanȱKapurȱ
PenaburanȱRompasȱ
Penggenangan Kolam  PenebaranȱBibit
SeleksiȱBibit
Pemberianȱbibit
Total Nilai Transaksi di BEJ (dalam Triliyun)
147.9
128.8
97.5
120.8
125.4
246.2
0
100
200
300
Nilai
Transa
ksi
1 2 3 4 5 6
Tahun
Transaksi Di BEJ (dlm triliyun)
Series
Pria Wanita Pria Wanita
12 menit 13 menit 2400 m 2250 m
13 menit 14 menit 2250 m 2090 m
14 menit 15 menit 2090 m 1850 m
Waktu Tempuh utk
karak 2,5 Km
Jarak yg ditempuh
slm 12 menit
Usia
18 - 29 tahun
40 - 49 tahun
30 - 49 tahun
Jenis Tes
5.  Peta
Peta adalah gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukkan letak
tanah,  laut,  sungai,  gunung-gunung,  dan  sebagainya  atau  representasi
melalui  gambar  dari  suatu  daerah  yang  menyatakan  sifat,  batas,  sifat
permukaan, dan sebagainya.Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI 0
Contoh :
6.  denah
Denah adalah gambar yang menunjukkan  letak kota,  jalan, peta, atau
gambar rancangan bangunan.
Contoh: Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
7.  Matriks
Matriks  adalah  tabel  yang  disusun  dalam  lajur  dan  jajaran  sehingga
butir-butir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah dan dari
kiri ke kanan.
Contoh:

No Nama Kegiatan Juli Agust Sept Okt Nov Des Ket
1 Penyusunan Personil
Bimbingan Konseling
2 Konsultasi Program X
3 Pengadaan Sarana Prasarana X X
4 Layanan Bimb. Konseling X
5 Instrumen Bimbingan X X X X
6 Pengembangan Sistem Prog. X
7 Kerja sama dengan orang tua X
8 Laporan Bulan Semester X X X X X X
9 Evaluasi X
10 Analisis X
11 Tindak Lanjut X
Program Kerja Bimbingan Konseling SMK
Mitra Kencana Jakarta
X X X X X X
B.  Pengalihan informasi Verbal menjadi Nonverbal
Informasi   yang kita  simak perlu ditelaah  isinya berdasarkan kepen-
tingan  atau  maksud  yang  terkandung  di  dalamnya.  Bentuk-bentuk
pengungkapan  informasi  baik  yang  verbal  maupun  nonverbal  masing-
masing  selalu membutuhkan penyampaian  informasi. Adakalanya  suatu
informasi  lebih  tepat disampaikan dengan penyajian verbal karena  lebih
memerlukan  banyak  penjelasan  daripada  bentuk  visual.  Namun,  ada
informasi  yang  lebih  mudah  dicerna  karena  disajikan  dalam  bentuk
nonverbal.  Tapi  pada  dasarnya  semua  itu  bergantung  pada  kebutuhan.
Proses mengubah  isi  informasi  verbal menjadi  nonverbal memang  agak
sulit. Namun, bila bahan simakan dapat ditelaah, hal  itu bukan hal yang
tidak dapat dilakukan. Itulah sebabnya, kita perlu berlatih dengan saksama.
Cara  pertama,  simaklah  isi  informasi  dengan  penuh  perhatian.  Kedua,
setelah disimak, cobalah perhatikan: Apa isinya, bagaimana uraiannya, dan
dapatkah divisualisasikan.Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengalihkan atau mengubah
informasi verbal ke informasi nonverbal, adalah sebagai berikut.
1.  Perhatikan dengan saksama isi informasi verbal yang ingin diubah.
2.  Perhatikan data-data berupa lambang, satuan atau angka-angka serta
perbandingannya  untuk  menentukan  bentuk  visual  yang  efektif,
apakah grafk, tabel, diagram dan yang lainnya.
3.  Catatlah hal-hal pokok atau inti dari informasi yang disimak.
4.  Buatlah bentuk nonverbal yang tepat untuk mengungkapkan informasi
tersebut.
5.  Gambar,  bagan,  atau  grafk  dibuat  dengan  baik,  benar,  tepat,  dan
seimbang dengan isi.
6.  Tentukan warna,  lambang,  atau bentuk untuk menggambarkan  atau
membedakan data-datanya.
Perhatikan  contoh  perubahan  informasi  verbal  menjadi  informasi
nonverbal di bawah ini!
Contoh I.
Berdasarkan penghitungan suara sementara putaran pertama pemilu
Presiden 2004, Yudhoyono-Yusuf Kalla menempati urutan pertama dengan
perolehan  suara  sebanyak  35.687.602  atau  33,60%  dari  total  perolehan
suara.  Megawati-Hasyim  menempati  urutan  kedua  dengan  perolehan
jumlah suara sebanyak 27.910.706 atau 26,27% dari  total perolehan suara.
Urutan ketiga ditempati oleh Wiranto-Salahuddin dengan perolehan suara
sebanyak 23.583.501 atau 22,20% dari total perolehan suara. Urutan keempat
ditempati Amien Rais-Siswono dengan perolehan  jumlah suara sebanyak
15.800.979 atau 14,08% dari total perolehan suara sedangkan duet Hamzah-
Agum menempati urutan terakhir.
Total perolehan suara yang telah terkumpul sampai 19 Juli 2004, pukul
21.00 adalah 106.228.247 orang.
Inti dari informasi verbal di atas, adalah sebagai berikut.
1.  Informasi tentang penghitungan suara pemilu Presiden 2004.
2.  Penghitungan  suara  sementara  putaran  pertama  pemilu  Presiden
2004  Yudhoyono-Kalla  menempati  urutan  pertama  pemilu  dengan
perolehan suara sebanyak 35.687.602 atau 33,60%.
3.  Megawati-Hasyim menempati urutan kedua dengan perolehan suara
27.910.706 atau 22,20%. Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
4.  Wiranto-Salahuddin berada di urutan ketiga dengan perolehan suara
23.583.501 atau 22,20%.
5.  Amien-Siswono memperoleh jumlah suara 15.800.979 atau 14,80%.
6.  Hamzah-Agum menempati urutan terakhir dengan jumlah perolehan
suara 3.253.014 atau 3,06%.
7.  Total perolehan suara yang terkumpul sampai 19 Juli 2004 pukul 21.00
adalah 106.228.247 orang.
Bentuk informasi nonverbalnya berupa diagram seperti berikut.
Berdasarkan  Penghitungan  suara  sementara  putaran  pertama  pemilu  Presiden  2004,
Yudhoyono-Yusuf  Kala  menempati  urutan  pertama  dengan  perolehan  suara  sebanyak
35.687.602  atau  33,60%  dari  total  perolehan  suara  Megawati-Hasyim  menempati  urutan
kedua dengan perolehan jumlah suara sebanyak 27.910.706 atau 26,27% dari total perolehan
suara.  Urutan  ketiga  diperoleh  oleh Wiranto-Salahuddin  dengan  perolehan  suara  sebanyak
23.583.501  atau  22,20%  dari  total  perolehan  suara. Urutan  keempat  diperoleh Amien Rais-
Siswono  dengan  perolehan  jumlah  suara  sebanyak  15.800.979  atau  14,08%  dari  total
perolehan suara sedangkan duet Hamzah-Agum menempati urutan  terakhir. Urutan ketiga di
peroleh Wiranto-Salahuddin dengan perolehan  jumlah suara sebanyak 3.245.459 atau 3,06%
dari total perolehan suara.
Total perolehan suara yang  telah  terkumpul sampai 19 Juli 2004, pukul 21.00 adalah
106.228.247 orang.
Inti dari informasi verbal di atas :
1. Informasi tentang penghitungan suara pemilu Presiden 2004.
2. Penghitungan  suara  sementara  putaran  pertama  pemilu  Presiden  2004 Yudhoyono-Kala
menempati  urutan  pertama  pemilu  dengan  perolehan  suara  sebanyak  35.687.602  atau
33,60%.
3. Megawati-Hasyim  menempati  urutan  kedua  dengan  perolehan  suara  27.910.706  atau
22,20%.
4. Wiranto-Salahuddin  berada  diurutan  ketiga  dengan  perolehan  suara  23.583.501  atau
22,20%.
5. Amien-Siswono memperoleh jumlah suara 15.800.979 atau 14,80%.
6. Hamzah-Agum menempati urutan terakhir dengan jumlah perolehan suara 3.253.014 atau
3,06%.
7. Total  perolehan  suara  yang  terkumpul  sampai  19  Juli  2004  pukul  21.00  adalah
106.228.247 orang.
Bentuk informasi nonverbalnya berupa diagram, yaitu: 
Contoh II perubahan informasi verbal menjadi informasi nonverbal :
Contoh 2:
Perhitungan Suara Sementara Putaran Pertama
P E M I L U   P R E S I D E N   R I   2 0 0 4
Sampai Pukul 21.00 WIB
Yudhoyono-Yusuf Kalla (4)
                                                                                       35.745.198 (33,58%)
Megawati-Hasyim (2)
                                                                          27.983.836 (26,29%)
Wiranto-Salahuddin (1)
                                                             23.645.484 (22,21%)
Amin Rais-Siswono (3)
                                              15.826.526 (14,87%)
 Hamzah-Agum (6)
              3.253.014 (3,06%)
Total: 106.454.058 (100%)
Contoh II.
Vika,  siswi  Kelas  1  SMK,  bercita-cita menjadi  animator  profesional.
Untuk itu, dia memilih sekolah di SMK jurusan Grafka. Selain sekolah dan
magang yang telah ditetapkan sebagai program sekolah, untuk menunjang
cita-citanya tersebut, dia mengikuti kursus komputer dan bahasa Inggris.
“Calon  animator  profesional”  tersebut  telah  merencanakan  setamat
pendidikan nanti, jika kondisi sangat memungkinkan, dia akan melanjutkan
sekolah ke perguruan tinggi. Jurusan yang akan diambilnya adalah desain
grafs. Jika keuangan keluarganya tidak memungkinkannya untuk kuliah,
dia akan kursus desain grafs  saja. Akan  tetapi,  jika kedua keinginannya
tersebut  tidak  dapat  terpenuhi,  dia  akan  mengikuti  balai  latihan  kerja
(BLK)  terlebih dahulu  sebelum  terjun ke dunia kerja. Dengan mengikuti Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
BLK, Vika yakin akan mudah mendapat pekerjaan karena peserta pelatihan
di BLK akan disalurkan kerja sesuai dengan bidang keahliannya masing-
masing. Bila ikut pelatihan di BLK pun tidak memungkinkan karena kondisi
keuangan keluarganya, terpaksa dia langsung bekerja di mana saja dalam
bidang apa saja. Tekadnya, yang penting dia dapat menabung untuk dapat
meraih cita-citanya kelak.
Inti dari informasi di atas seperti berikut.
1.  Vika bercita-cita menjadi animator profesional.
2.  Vika memilih sekolah di SMK jurusan Grafka.
3.  Tamat SMK, Vika berencana melanjutkan ke perguruan tinggi jika ada
biaya.
4.  Jika  biaya  tidak memungkinkan,  Vika mengikuti  latihan  balai  kerja
(BLK).
Bentuk  Informasi  Nonverbal  yang  cocok  dari  informasi  di  atas  adalah
bagan, yaitu: Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
C. Menyampaikan Pendapat melalui simpulan  secara
deduktif dan induktif
Penyimpulan  secara  deduktif  ialah  cara  mengambil  simpulan  dari
pernyataan  yang  bersifat  umum  diikuti  oleh  uraian  atau  pernyataan-
pernyataan yang bersifat khusus.
Perhatikan contoh berikut.
1.  Negara adalah institusi mapan, tetapi dinamis sehingga mampu mengantisipasi
segala  perubahan  yang  terjadi. Negara mewadahi  seluruh  kepentingan
masyarakat.  Ia menyediakan  kerangka  umum  yang  bersifat  abstrak
sehingga  terbuka  untuk  ditafsirkan.  Sementara  pemerintah  adalah
pranata  kontemporer,  sebagai  penyelenggara  negara  dalam  jangka
waktu yang ditetapkan oleh konstitusi negara.
2.  Hasil  perolehan  suara  sementara  dari  penyelenggaraan  pemilu  pemilihan
presiden  tahun  2004  cukup  signifkan.  Peringkat  pertama  diraih  oleh
pasangan  Susilo  Bambang  Yudhoyono  dan  Jusuf  Kalla  dengan
persentase suara terbanyak, yaitu 33,60 persen. Peringkat kedua diraih
oleh  pasangan  Megawati  dan  Hasyim  Muzadi  dengan  persentase
suara 22,20 persen. Disusul peringkat ketiga yaitu pasangan Wiranto
dan Salahudin. Selanjutnya peringkat keempat  ialah pasangan Amin
Rais dan Siswono. Terakhir adalah pasangan Hamzah Haz dan Agum
Gumelar.
Penyimpulan  secara  induktif  ialah  cara  mengambil  simpulan  dari
pernyataan-pernyataan  atau  fakta-fakta  yang  bersifat  khusus menuju  ke
suatu simpulan yang bersifat umum.
Perhatikan contoh berikut.
1.  Penyair  akan  membuat  sebuah  puisi  dengan  cara  menuangkan
imajinasinya,  barulah  tercermin  sebuah puisi. Pengarang novel  akan
merangkai ceritanya dengan pengembangan imajinasi. Demikian juga
seniman akan menggoreskan lukisan di dasar kain dengan imajinasinya
ke  arah  yang  sebenarnya. Memang  benar  imajinasi  itu  diperlukan  yang
mencipta suatu karya.
2.  Plagiat ialah pengambilan atau penerjemahan sesuatu hasil begitu saja
dengan  tidak  menyebutkan  pengarang  asli melainkan  menurunkan
nama sendiri sebagai pengarang. Plagiat  tidak diperkenankan dalam
dunia  sastra.  Banyak  karya  sastra  yang  beredar  merupakan  karya
plagiat. Dalam dunia  karya  sastra memang  terdapat  larangan  keras untuk
pengarang plagiat.Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
Menyampaikan simpulan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.
Penyampaian harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Simpulan yang disampaikan dapat diperoleh dari informasi lisan maupun
tulisan baik informasi lisan yang bersifat verbal maupun informasi tulisan
yang berbentuk nonverbal. Simpulan dapat disertakan dengan opini atau
pendapat.
Opini  adalah  pandangan  berdasarkan  ideologi  atau  sikap  seseorang
dalam memberikan  suatu wawasan  terhadap objek atau peristiwa. Opini
dapat  juga disebut pendapat seseorang. Antonim dari opini adalah  fakta.
Fakta  bersifat  objektif, merupakan  kenyataan  bersifat  konkret dan dapat
dibuktikan kebenarannya.
Perhatikan tabel berikut.
Pendapat/Opini Fakta
1.  Pemkab.  dan  PT.  Jasa  Marga
berusaha menuntaskan kesepa-
katan pembangunan fsik  jalan
tol.
2.  Jalan  tol Gempol–Pasuruan  di-
harapkan  mampu  mendorong
akselerasi pertumbuhan  pereko-
nomian kawasan.
1.  Harga  tanah yang dibebaskan
ditetapkan Rp  80.000,- hingga
Rp 400.000 per meter persegi.
2.  Di Gedung Grahadi  Surabaya
dilangsungkan  penandatanga-
nan kesepakatan bersama.
Simpulan yang di dalamnya terdapat opini dapat dilihat pada contoh
di bawah ini.
Contoh 1.
Vika bercita-cita menjadi animator profesional. Ia pun masuk ke SMK
Grafka. Di  samping  itu,  ia  juga mengikuti kursus komputer dan bahasa
Inggris.  Untuk  mencapai  keinginannya  itu,  ia  berencana  setelah  lulus
sekolah akan  kuliah pada jurusan desain grafs. Jika tak mampu kuliah, ia
berencana kursus desain grafs atau mengikuti balai latihan kerja (BLK). Bila
tak memungkinkan,  ia akan bekerja apa saja untuk mengumpulkan uang
biaya kuliah. Sungguh begitu kuatnya keinginan Vika dalam mengapai cita-
citanya sehingga segala kemungkinan jalan yang terbaik akan dia tempuh. Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
Contoh 2.
Niat Vika  setelah  lulus  sekolah  akan meneruskan kuliah ke  jurusan
desain  grafs.  Jika  tak  bisa  ia  mau  mencoba  kursus  desain  grafs  atau
masuk balai latihan kerja. Namun, jika pun tak bisa, ia kemungkinan akan
bekerja dulu dalam rangka mengumpulkan uang untuk biaya kuliah pada
jurusan yang sama. Saat ini pun ia masuk SMK jurusan Grafka. Semua itu
dilakukan atas dasar dorongan yang kuat untuk mencapai cita-citanya. Ia
bercita-cita menjadi animator profesional.
Contoh pertama ialah simpulan yang diuraikan secara deduktif dengan
penambahan opini atau pendapat di bagian akhir paragraf. Contoh kedua
ialah simpulan yang diuraikan secara induktif dengan penambahan kalimat
opini sebelum kalimat terakhir yang merupakan simpulan umum.
RANGKUMAN
A.  Kegiatan Menyimak dan Memahami informasi Nonverbal
Menyimak adalah kegiatan menyerap  informasi yang disampaikan
secara  lisan  dengan  tidak  sekedar menggunakan  indera  pendengaran
tapi  juga berupaya menangkap  isi atau pesan  serta memahami makna
informasi yang disampaikan.
Ada beberapa macam cara menyimak, diantaranya adalah menyimak
intensif, menyimak  ekstensif, menyimak diskriminatif, dan menyimak
untuk pemecahan masalah.
Informasi dapat berbentuk verbal dan nonverbal.  Informasi verbal
ialah  informasi berbentuk uraian atau penjelasan.  Informasi nonverbal
ialah  informasi  berbentuk  visual  seperti  grafk,  diagram,  tabel,  bagan,
peta, denah, dan matriks.
B.  Pengalihan informasi Verbal menjadi Nonverbal
Hal-hal  yang  perlu  diperhatikan  untuk  mengalihkan  informasi
verbal ke informasi nonverbal, yaitu:
1.  Perhatikan dengan saksama isi informasi verbal yang ingin diubah.
2.  Perhatikan data-data berupa lambang, satuan atau angka-angka serta
perbandingannya  untuk  menentukan  bentuk  visual  yang  efektif,
apakah grafk, tabel, diagram dan yang lainnya.Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
3.  Catatlah hal-hal pokok atau inti dari informasi yang disimak.
4.  Buatlah  bentuk  nonverbal  yang  tepat  untuk  mengungkapkan
informasi tersebut.
5.  Gambar  , bagan, atau grafk dibuat dengan baik, benar,  tepat, dan
seimbang dengan isi.
6.  Tentukan warna-warna, lambang, atau bentuk untuk menggambarkan
atau membedakan data-datanya.
C.  Menyampaikan Pendapat melalui simpulan  secara deduktif dan
induktif
Penyimpulan secara deduktif yaitu cara mengambil simpulan dari
pernyataan  yang  bersifat  umum  diikuti  oleh  uraian  atau  pernyataan-
pernyataan yang bersifat khusus.
Penyimpulan  secara  induktif yaitu  cara mengambil  simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fakta-fakta yang bersifat khusus menuju ke
suatu simpulan yang bersifat umum.
Simpulan  yang disampaikan dapat diperoleh dari  informasi  lisan
maupun  tulisan  baik  informasi  lisan  yang  bersifat  verbal  maupun
informasi tulisan yang berbentuk nonverbal. Simpulan dapat disertakan
dengan opini atau pendapat.
TUGAS MANDIRI:
Mintalah  salah  seorang  siswa membacakan wacana  yang  terdapat
di  awal  bab,  sedangkan  siswa  lainnya menyimak.  Setelah menyimak
lakukan hal berikut.
1.  Catatlah pokok-pokok informasi.
2.  Dari  pokok  informasi  yang  dicatat,  buatlah  informasi  berbentuk
nonverbal !
3.  Susunlah  sebuah  simpulannya  secara  deduktif  atau  induktif  yang
disertakan opini Anda. Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
UJI KOMPETENSI
I.    Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1.  Menyusun kesimpulan dengan cara induksi atau deduksi kita lakukan
bila membuat karangan 
a.  argumentasi
b.  persuasi
c.  narasi
d.  eksposisi
e.  deskripsi
2.  Lukisan naik turunnya data yang berupa batang atau balok dan dipakai
untuk menekankan adanya perbedaan tingkat atau nilai dari berbagai
aspek disebut 
a.  grafk lingkaran
b.  grafk batangan
c.  grafk garis
d.  bagan arus
e.  bagan pohon
3.  Informasi nonverbal diperlukan bila data informasi membutuhkan 
a.  perincian
b.  penjelasan
c.  visualisasi
d.  persentase
e.  alasan-alasan
4.  Berikut ini yang termasuk perintah kerja tertulis, kecuali 
a.  memo
b.  surat edaran
c.  buku manual kerja
d.  surat pengumuman
e.  surat pengiriman barang
5.  Gambaran informasi yang berbentuk garis-garis menaik dan menurun
disebut 
a.  grafk lingkaran  d.  diagram
b.  denah    e.  tabel
c.  petaBahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI 0
6.  Semua pernyataan di bawah ini benar, kecuali 
a.  tabel ialah informasi lewat kata dan bilangan yang tersusun
b.  tabel ialah informasi tanpa kalimat penjang dan tanda baca
c.  membaca tabel memerlukan kecermatan dan kepekaan berpikir
d.  tabel dapat merupakan sumber gagasan
e.  tabel disusun setiap kita membuat karangan
7.  Pernyataan-pernyataan berikut yang merupakan opini adalah 
a.  Menurut polisi insiden itu tidak menimbulkan korban.
b.  Siswa tim PBB yang lalu.
c.  Ketika  kendaraan  mereka  melintas,  bom  yang  ditempatkan  di
pinggir jalan meledak.
d.  Ledakkan  itu menimbulkan  lubang di  jalan dan menghancurkan
jendela di kawasan pemukiman dekat markas pasukan AS.
e.  Tentara  AS  sedang  melakukan  patroli  sekitar  pukul  21.30  saat
serangan terjadi.
8.  Produksi beras impor dan pengadaan beras!
Pernyataan berikut sesuai dengan tabel tersebut, kecuali

1996 1999 2002 2004
Produksi padi          
( juta ton kg )
Produksi Beras        
( Juta ton )
Impor Beras            
( Juta Ton )
Pengadaan Beras     
( Juta Ton )
Produksi
Tahun
33.69
0.17
45.32
54.34
35.28
1.81
33.47
51.49 50.87
33.06
4.5
37.56 35.36
2.14
33.22
51.5
a.  Makin tinggi produksi padi makin rendah impor beras.
b.  Impor beras tertinggi terjadi pada kondisi beras tinggi.
c.  Tingginya  produksi  beras  seiring  dengan  tingginya  pengadaan
beras.
d.  Kondisi  produksi  beras  paling  tinggi  justru  pengadaan  beras
terendah.
e.  Impor  pengadaan  beras  terjadi  ketika  terjadi  pengadaan  beras
terendah. Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
9.  Paragraf  yang  dimulai  dengan  pernyataan  yang  khusus  dan  diikuti
penjelasan yang bersifat umum disebut 
a.  deduktif
b.  induktif
c.  sebab akibat
d.  akibat sebab
e.  induktif– deduktif
10.  Pernyataan yang dimulai dengan pernyataan yang bersifat umum dan
diikuti penjelasan yang bersifat khusus disebut 
a.  induktif
b.  deduktif
c.  induktif-deduktif
d.  deduktif-induktif
e.  sebab akibat
11.  Pernyataan di bawah ini yang tidak tepat adalah ....
a.  mengungkapkan informasi dapat berbentuk verbal dan nonverbal
b.  mendengar adalah bagian dari menyimak
c.  mendengarkan  sambil  berkreatiftas  dapat membantu mencapai
hasil yang baik dalam menyimak
d.  menyimak  adalah  kegiatan  menyerap  informasi  yang
didengarkan
e.  proses menyimak adalah upaya memahami isi pesan dari informasi
yang didengarkan
12.  Di bawah ini merupakan kegunaan tabel dan grafk, kecuali 
a.  menunjukkan fakta dengan jelas
b.  menghemat waktu karena mempercepat komunikasi
c.  menyatakan fakta-fakta dalam konteks
d.  menyatakan fakta-fakta lebih tersamar
e.  menunjukkan fakta-fakta itu lebih mudah
13.  Bila  ingin menggambarkan data berupa program kerja, biasanya kita
menggunakan 
a.  denah
b.  peta
c.  grafk
d.  matriks
e.  diagramBahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
14.  Gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukkan letak tanah, laut,
sungai, gunung disebut 
a.  peta
b.  matriks
c.  denah
d.  diagram
e.  bagan
15.  Gambaran buram sketsa istilah lain dari 
a.  diagram
b.  bagan
c.  peta
d.  denah
e.  tabel
16.  Menyimak dianggap berhasil bila diukur dari hal berikut, kecuali 
a.  mengemukakan  tanggapan  sesuai  dengan  instruksi  yang
disampaikan
b.  dapat mengaktualisasikan informasi baik lisan maupun tulisan
c.  membuat kesimpulan dengan menguraikan  inti pokok  informasi
yang disampaikan
d.  memahami informasi yang didengarkan
e.  dapat  mengutarakan  kembali  informasi  yang  didengar  dengan
makna yang sesuai
17.  Menyimak pembacaan puisi, cerpen, termasuk jenis menyimak 
a.  ekstensif
b.  intensif
c.  diskriminatif
d.  pemecahan masalah
e.  apresiatif
18.  Menyimak untuk memahami  secara  terperinci,  teliti, dan mendalam
bahan yang disimak adalah jenis menyimak 
a.  untuk menghibur
b.  apresiatif
c.  untuk belajar
d.  diskriminatif
e.  untukmenilai Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI
19.  Karangan/tulisan yang memerlukan analisis dan sintetis dapat ditulis
dalam bentuk 
a.  eksposisi
b.  narasi
c.  argumentasi
d.  persuasi
e.  deskripsi
20.  Untuk mengambil  kesimpulan  dari  informasi  nonverbal  diperlukan
hal-hal berikut, kecuali 
a.  perhatikan isi informasi
b.  perhatikan kata-kata dan angka-angka
c.  lihat model dan warna gambarnya
d.  artikan hubungan antar–lambang atau angka
e.  perhatikan antar–bagian-bagiannya.
II.   Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan  benar!
1.  Sebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat mengung-
kapkan kembali informasi yang disimak!
2.  Jelaskan perbedaan informasi berbentuk verbal dan nonverbal!
3.  Hak  apa  saja  yang  harus  dilakukan  agar menyimak mencapai  hasil
yang baik?
4.  Apa yang kamu ketahui tentang grafk?
5.  Sebutkan macam-macam grafk!
6.  Apa yang kamu ketahui tentang denah? Jelaskan!
7.  Jelaskan perbedaan grafk dan peta!
8.  Apa yang dimaksud paragraf deduktif?
9.  Berikan masing-masing contoh informasi verbal dan nonverbal!
10.  Jelaskan  hal-hal  yang  perlu  dipertimbangkan  untuk  mengalihkan
informasi verbal ke nonverbal!Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI