Senin, 10 Oktober 2011

BAB 1 MENYIMAK UNTUK MENYIMPULKAN INFORMASI YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH DALAM KONTEKS BEKERJA

MENYIMAK UNTUK MENYIMPULKAN INFORMASI YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH DALAM KONTEKS BEKERJA

A. Kegiatan Menyimak dan Memahami informasi Nonverbal
Menyimak merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang dapat menambah atau memperluas pengetahuan. Keterampilan menyimak perlu dilatih secara terus-menerus dan berkesinambungan. Proses pelatihan menyimak menuntut adanya kesiapan mental dan kesehatan fisik serta motivasi atau kemauan secara sadar untuk mengikuti seluruh isi simakan. Pada dasarnya menyimak adalah kegiatan menyerap informasi yang disampaikan secara lisan dengan tidak sekadar menggunakan indera pendengaran, tetapi juga berupaya menangkap isi atau pesan serta memahami makna informasi yang disampaikan. Hasil simakan dapat diungkapkan kembali dengan bahasa sendiri dengan tidak mengubah pengertian dasar informasi sumber. Proses menyimak menuntut motivasi dan perhatian dari pendengar. Tanpa keinginan dan perhatian, sulit mengharapkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan caranya, menyimak terdiri atas beberapa macam, yakni, seperti berikut :
1. Menyimak Intensif menyimak memahami secara terperinci, teliti, dan mendalami bahan yang disimak.
2. Menyimak Ekstensif menyimak memahami secara sepintas dan umum dalam garis-garis besar atau butir-butir penting tertentu.
3. Menyimak untuk Belajar melalui kegiatan menyimak, seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Misalnya, para siswa menyimak ceramah guru bahasa Indonesia, para siswa mendengarkan suara radio, televisi, dan sebagainya.
4. Menyimak untuk Menghibur menyimak sesuatu untuk menghibur dirinya. Misalnya, menyimak pembacaan cerita-cerita lucu, pertunjukan sandiwara, film, dan sebagainya.
5. Menyimak untuk Menilai menyimak mendengarkan, memahami isi simakan, menelaah, mengkaji, menguji, dan membandingkan dengan pengalaman serta pengetahuan menyimak.
6. Menyimak Diskriminatif menyimak untuk membedakan bunyi suara. Dalam belajar bahasa Inggris, misalnya siswa harus dapat membedakan bunyi (i) dan (i:).
7. Menyimak Pemecahan Masalah menyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analisis yang disampaikan oleh si pembicara. Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, secara kreatif dan analisis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari menyimak sesuatu.
Untuk dapat mengungkapkan kembali informasi simakan yang diterima dengan baik dan memadai, kita dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perhatikan judul wacana yang akan dilisankan..
2. Catatlah kata-kata kunci yang dianggap penting berupa frasa atau klausa.
3. Catatlah ide-ide pokok setiap paragraf.
4.Catatlah fakta-fakta atau data berupa angka, persentase, atau perbandingan.
5. Uraikan kembali dalam bentuk ikhtisar berdasarkan data-data yang dicatat.
Informasi hasil simakan dapat dikemukakan atau disampaikan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Informasi verbal berwujud uraian, ulasan, atau penjelasan dan dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Informasi ini dianggap lebih mudah dicerna dan dipahami. Contoh informasi verbal:
Sulistya mengatakan UN lebih banyak menimbulkan penderitaan bagi sekolah swasta dan pinggiran. Bagaimana mungkin sekolah pinggiran yang sarana, prasarana, kualitas SDM, dan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM)-nya sangat terbatas disamakan dengan sekolah yang SPM-nya lengkap dan pada umumnya didominasi sekolah negeri perkotaan. UN yang diselenggarakan setiap tahun hanya akan menambah persoalan dan pemborosan APBN, jika hasil ujian periode sebelumnya tidak ditindaklanjuti dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran pada sekolah yang angka kelulusannya rendah.
Informasi berbentuk nonverbal cenderung bersifat visual, berupa bentuk atau gambar serta garis-garis yang memiliki ciri-ciri tersendiri dan cenderung perlu pengamatan lebih khusus. Contohnya: grafik, denah, bagan, diagram, atau matriks.
Berikut ini pengertian dan contoh bentuk informasi nonverbal.
1. Grafik
Grafik adalah gambaran pasang surutnya suatu keadaan atau data yang ada dengan garis atau gambar. Grafik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu grafik batang, grafik garis, dan grafik lingkaran.
a. Grafik batang adalah lukisan naik turunnya data berupa batang atau
balok dan dipakai untuk menekankan adanya perbedaan tingkatan atau nilai berupa aspek.
Contoh Grafik Batang :
Grafik Pekerjaan Orang Tua Siswa SMK Nurul Islam Tahun 2007 Grafik Pekerjaan Orang Tua Siswa SMK Nurul Islam Tahun 2007

b. Grafik garis adalah lukisan naik turunnya data berupa garis yang dihubungkan dari titik-titik data secara berurutan. Grafik ini dipakai untuk menggambarkan perkembangan atau perubahan dari waktu ke waktu.
Contoh grafik garis:
Grafik Pengunjung Perpustakaan SMK Nuris Tahun 2007

c. Grafik lingkaran adalah gambaran naik turunnya data berupa lingkaran untuk menggambarkan persentase dari nilai total atau seluruhnya.
Contoh grafik lingkaran:
Persentase Penganut Agama di SMK Kartini Persentase Penganut Agama di SMK Kartini

2. Diagram
Diagram adalah (gambaran buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu. Bentuk-bentuk diagram antara lain adalah diagram arus (bagan alur), diagram balok, diagram gambar, diagram garis, diagram lingkaran, diagram cabar, dan diagram pohon. Contoh diagram:
Total Nilai Transaksi di BEJ (dalam Triliyun)

3. Tabel
Tabel adalah daftar yang berisi ikhtisar dan sejumlah data informasi, biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem, urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak.
Contoh:
Data Tentang Kesegaran Jasmani Manusia Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

4. Bagan
Bagan adalah gambaran secara analisis atau terurai tentang proses yang terjadi di alam, teknologi, dan masyarakat manusia. Bagan digunakan untuk membantu memperjelas proses kerja.

Contoh bagan:
Bagan Budidaya Belut
5. Peta
Peta adalah gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung-gunung, dan sebagainya atau representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, batas, sifat permukaan, dan sebagainya.
Contoh :
6. denah
Denah adalah gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, peta, atau gambar rancangan bangunan.
Contoh:
7. Matriks
Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butir-butir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
Contoh:


B. Pengalihan informasi Verbal menjadi Nonverbal
Informasi yang kita simak perlu ditelaah isinya berdasarkan kepentingan atau maksud yang terkandung di dalamnya. Bentuk-bentuk pengungkapan informasi baik yang verbal maupun nonverbal masingmasing selalu membutuhkan penyampaian informasi. Adakalanya suatu informasi lebih tepat disampaikan dengan penyajian verbal karena lebih memerlukan banyak penjelasan daripada bentuk visual. Namun, ada informasi yang lebih mudah dicerna karena disajikan dalam bentuk nonverbal. Tapi pada dasarnya semua itu bergantung pada kebutuhan. Proses mengubah isi informasi verbal menjadi nonverbal memang agak sulit. Namun, bila bahan simakan dapat ditelaah, hal itu bukan hal yang tidak dapat dilakukan. Itulah sebabnya, kita perlu berlatih dengan saksama. Cara pertama, simaklah isi informasi dengan penuh perhatian. Kedua, setelah disimak, cobalah perhatikan: Apa isinya, bagaimana uraiannya, dan dapatkah divisualisasikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengalihkan atau mengubah informasi verbal ke informasi nonverbal, adalah sebagai berikut.
1. Perhatikan dengan saksama isi informasi verbal yang ingin diubah.
2. Perhatikan data-data berupa lambang, satuan atau angka-angka serta perbandingannya untuk menentukan bentuk visual yang efektif, apakah grafik, tabel, diagram dan yang lainnya.
3. Catatlah hal-hal pokok atau inti dari informasi yang disimak.
4. Buatlah bentuk nonverbal yang tepat untuk mengungkapkan informasi tersebut.
5. Gambar, bagan, atau grafik dibuat dengan baik, benar, tepat, dan seimbang dengan isi.
6. Tentukan warna, lambang, atau bentuk untuk menggambarkan atau membedakan data-datanya.
Perhatikan contoh perubahan informasi verbal menjadi informasi nonverbal di bawah ini!
Contoh I.
Berdasarkan penghitungan suara sementara putaran pertama pemilu Presiden 2004, Yudhoyono-Yusuf Kalla menempati urutan pertama dengan perolehan suara sebanyak 35.687.602 atau 33,60% dari total perolehan suara. Megawati-Hasyim menempati urutan kedua dengan perolehan jumlah suara sebanyak 27.910.706 atau 26,27% dari total perolehan suara. Urutan ketiga ditempati oleh Wiranto-Salahuddin dengan perolehan suara sebanyak 23.583.501 atau 22,20% dari total perolehan suara. Urutan keempat ditempati Amien Rais-Siswono dengan perolehan jumlah suara sebanyak 15.800.979 atau 14,08% dari total perolehan suara sedangkan duet Hamzah-Agum menempati urutan terakhir. Total perolehan suara yang telah terkumpul sampai 19 Juli 2004, pukul 21.00 adalah 106.228.247 orang.
Inti dari informasi verbal di atas, adalah sebagai berikut.
1. Informasi tentang penghitungan suara pemilu Presiden 2004.
2. Penghitungan suara sementara putaran pertama pemilu Presiden 2004 Yudhoyono-Kalla menempati urutan pertama pemilu dengan perolehan suara sebanyak 35.687.602 atau 33,60%.
3. Megawati-Hasyim menempati urutan kedua dengan perolehan suara 27.910.706 atau 22,20%.
4. Wiranto-Salahuddin berada di urutan ketiga dengan perolehan suara 23.583.501 atau 22,20%.
5. Amien-Siswono memperoleh jumlah suara 15.800.979 atau 14,80%.
6. Hamzah-Agum menempati urutan terakhir dengan jumlah perolehan suara 3.253.014 atau 3,06%.
7. Total perolehan suara yang terkumpul sampai 19 Juli 2004 pukul 21.00 adalah 106.228.247 orang.
Bentuk informasi nonverbalnya berupa diagram seperti berikut.

Contoh II.
Vika, siswi Kelas 1 SMK, bercita-cita menjadi animator profesional. Untuk itu, dia memilih sekolah di SMK jurusan Grafika. Selain sekolah dan magang yang telah ditetapkan sebagai program sekolah, untuk menunjang cita-citanya tersebut, dia mengikuti kursus komputer dan bahasa Inggris. “Calon animator profesional“ tersebut telah merencanakan setamat pendidikan nanti, jika kondisi sangat memungkinkan, dia akan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Jurusan yang akan diambilnya adalah desain grafis. Jika keuangan keluarganya tidak memungkinkannya untuk kuliah, dia akan kursus desain grafis saja. Akan tetapi, jika kedua keinginannya tersebut tidak dapat terpenuhi, dia akan mengikuti balai latihan kerja (BLK) terlebih dahulu sebelum terjun ke dunia kerja. Dengan mengikuti BLK, Vika yakin akan mudah mendapat pekerjaan karena peserta pelatihan di BLK akan disalurkan kerja sesuai dengan bidang keahliannya masingmasing. Bila ikut pelatihan di BLK pun tidak memungkinkan karena kondisi keuangan keluarganya, terpaksa dia langsung bekerja di mana saja dalam bidang apa saja. Tekadnya, yang penting dia dapat menabung untuk dapat meraih cita-citanya kelak.
Inti dari informasi di atas seperti berikut :
1. Vika bercita-cita menjadi animator profesional,
2 Vika memilih sekolah di SMK jurusan Grafik,
3. Tamat SMK, Vika berencana melanjutkan ke perguruan tinggi jika ada biaya,
4. Jika biaya tidak memungkinkan, Vika mengikuti latihan balai kerja (BLK).
Bentuk Informasi Nonverbal yang cocok dari informasi di atas adalah bagan, yaitu:

C. Menyampaikan Pendapat melalui simpulan secara deduktif dan induktif
Penyimpulan secara deduktif ialah cara mengambil simpulan dari pernyataan yang bersifat umum diikuti oleh uraian atau pernyataanpernyataan yang bersifat khusus.
Perhatikan contoh berikut.
1. Negara adalah institusi mapan, tetapi dinamis sehingga mampu mengantisipasi segala perubahan yang terjadi. Negara mewadahi seluruh kepentingan masyarakat. Ia menyediakan kerangka umum yang bersifat abstrak sehingga terbuka untuk ditafsirkan. Sementara pemerintah adalah pranata kontemporer, sebagai penyelenggara negara dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh konstitusi negara.
2. Hasil perolehan suara sementara dari penyelenggaraan pemilu pemilihan
presiden tahun 2004 cukup signifikan. Peringkat pertama diraih oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dengan persentase suara terbanyak, yaitu 33,60 persen. Peringkat kedua diraih oleh pasangan Megawati dan Hasyim Muzadi dengan persentase suara 22,20 persen. Disusul peringkat ketiga yaitu pasangan Wiranto dan Salahudin. Selanjutnya peringkat keempat ialah pasangan Amin Rais dan Siswono. Terakhir adalah pasangan Hamzah Haz dan Agum Gumelar.
Penyimpulan secara induktif ialah cara mengambil simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fakta-fakta yang bersifat khusus menuju ke suatu simpulan yang bersifat umum.
Perhatikan contoh berikut.
1. Penyair akan membuat sebuah puisi dengan cara menuangkan imajinasinya, barulah tercermin sebuah puisi. Pengarang novel akan merangkai ceritanya dengan pengembangan imajinasi. Demikian juga seniman akan menggoreskan lukisan di dasar kain dengan imajinasinya ke arah yang sebenarnya. Memang benar imajinasi itu diperlukan yang mencipta suatu karya.
2. Plagiat ialah pengambilan atau penerjemahan sesuatu hasil begitu saja dengan tidak menyebutkan pengarang asli melainkan menurunkan nama sendiri sebagai pengarang.
Plagiat tidak diperkenankan dalam dunia sastra. Banyak karya sastra yang beredar merupakan karya plagiat. Dalam dunia karya sastra memang terdapat larangan keras untuk pengarang plagiat.Menyampaikan simpulan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Penyampaian harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Simpulan yang disampaikan dapat diperoleh dari informasi lisan maupun tulisan baik informasi lisan yang bersifat verbal maupun informasi tulisan yang berbentuk nonverbal. Simpulan dapat disertakan dengan opini atau pendapat.
Opini adalah pandangan berdasarkan ideologi atau sikap seseorang dalam memberikan suatu wawasan terhadap objek atau peristiwa. Opini dapat juga disebut pendapat seseorang. Antonim dari opini adalah fakta. Fakta bersifat objektif, merupakan kenyataan bersifat konkret dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Perhatikan tabel berikut.
Pendapat/Opini Fakta
1. Pemkab. dan PT. Jasa Marga berusaha menuntaskan kesepakatan pembangunan fisik jalan tol. 1. Harga tanah yang dibebaskan ditetapkan Rp 80.000,- hingga Rp 400.000 per meter persegi
2. Jalan tol Gempol–Pasuruan diharapkan mampu mendorong akselerasi pertumbuhan perekonomian kawasan. .2. Di Gedung Grahadi Surabaya dilangsungkan penandatanganan kesepakatan bersama.

Simpulan yang di dalamnya terdapat opini dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

Contoh 1.
Vika bercita-cita menjadi animator profesional. Ia pun masuk ke SMK Grafika. Di samping itu, ia juga mengikuti kursus komputer dan bahasa Inggris. Untuk mencapai keinginannya itu, ia berencana setelah lulus sekolah akan kuliah pada jurusan desain grafis. Jika tak mampu kuliah, ia berencana kursus desain grafis atau mengikuti balai latihan kerja (BLK). Bila tak memungkinkan, ia akan bekerja apa saja untuk mengumpulkan uang biaya kuliah. Sungguh begitu kuatnya keinginan Vika dalam mengapai citacitanya sehingga segala kemungkinan jalan yang terbaik akan dia tempuh.
Contoh 2.
Niat Vika setelah lulus sekolah akan meneruskan kuliah ke jurusan desain grafis. Jika tak bisa ia mau mencoba kursus desain grafis atau masuk balai latihan kerja. Namun, jika pun tak bisa, ia kemungkinan akan bekerja dulu dalam rangka mengumpulkan uang untuk biaya kuliah pada jurusan yang sama. Saat ini pun ia masuk SMK jurusan Grafika. Semua itu dilakukan atas dasar dorongan yang kuat untuk mencapai cita-citanya. Ia bercita-cita menjadi animator profesional.
Contoh pertama ialah simpulan yang diuraikan secara deduktif dengan penambahan opini atau pendapat di bagian akhir paragraf. Contoh kedua ialah simpulan yang diuraikan secara induktif dengan penambahan kalimat opini sebelum kalimat terakhir yang merupakan simpulan umum
BAB 2
MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI PERINTAH YANG DIUNGKAPKAN
ATAU YANG TIDAK DALAM KONTEKS BEKERJA.

A. Pengertian dan Ciri Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu atau kalimat yang dipakai untuk mendapatkan tanggapan sesuai dengan kehendak penuturnya.
Ciri-ciri kalimat perintah adalah seperti berikut.
1. Menggunakan partikel –lah.
Contoh:
1). Pergilah dari sini!
2). Cepatlah kamu mandi!
3). Bantulah adikmu!
2. Berpola kalimat inversi (PS).
Contoh :
1). Ambilkan buku itu!
2). Santaplah makanan itu!
3. Menggunakan tanda seru (!) bila digunakan dalam bahasa tulis.
Contoh:
1). Pergilah dari sini!
2). Ayo masuk!
3). Pulanglah!
4. Kalimat perintah jika dilisankan berintonasi menaik di awal dan berintonasi rendah di akhir.
Contoh:
1). Bawa barang-barang itu kemari!
2). Selesaikan tugasmu!

B. Jenis-Jenis Kalimat Perintah
1. Kalimat Perintah Biasa
Contoh. 1. Masukkan barang-barang ini ke dalam bagasi mobil!2. Antarkan surat ini kepada Pak RT sekarang juga!
2. Kalimat Perintah Ajakan
Contoh:1. Marilah kita gunakan tekstil buatan dalam negeri demi menyukseskan program pemerintah.2. Ayolah bersenam pagi setiap hari agar badan kita menjadi sehat.
3. Kalimat Perintah Larangan
Contoh:1. Jangan membuang sampah di sini.2. Jangan dekati tempat itu.
4. Kalimat Perintah Permintaan/Larangan
Contoh:1. Saya berharap Anda hadir di acara itu.2. Saya minta kerjakan tugasmu tepat waktu.
5. Kalimat Perintah Permohonan
Contoh:1. Saya mohon kamu bisa datang di acara pesta ulang tahunku.2. Kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, tunjukkanlah jalan yang lurus yang Engkau ridhoi.
6. Kalimat Perintah Pembiaran
Contoh:1. Biarlah aku yang membawa barang itu.2. Biarkan dia pergi sendiri.
7. Kalimat Perintah Sindiran Contoh:1. Maju kalau kamu berani.2. Ambil saja kado yang kauberikan kalau kau tidak malu terhadapnya.
8. Kalimat Perintah yang Menuntut Proses atau Langkah Kerja
Contoh:1. Urutlah dari nomor kecil hingga nomor yang besar.2. Susunlah sehingga membentuk lingkaran penuh.
9. Kalimat Perintah yang Berbentuk Kalimat Berita
Contoh:1. Hendaknya Anda bersedia menjadi pengurus kegiatan itu. 2. Terima kasih Anda tidak menolak untuk menjadi pembawa acara pada malam reuni nanti.
Kalimat perintah beragam jenisnya mulai dari yang kasar sampai yang halus. Bahkan karena halusnya sering orang tidak menyadari bahwa hal tersebut berupa perintah. Kalimat perintah dapat diperhalus dengan menggunakan unsur-unsur berikut.
1. Menggunakan kata-kata seperti mohon, tolong, sudilah, harap, silakan, hendaknya, sebaiknya.
Contoh:
1). Mohon kembalikan buku itu di meja saya.
2). Silakan masuk.
3). Tolong buatkan kopi untuk Ayah.
4). Hendaknya kamu pulang sekarang.
5). Harap datang tepat waktu
6). Sebaiknya cepat bawa adikmu ke rumah sakit.
7). Sudilah Anda membantu saya menyelesaikan tugas ini.
2. Menggunakan partikel –lah.
Contoh: Berangkatlah lebih halus daripada berangkat.
3. Pengubahan ke struktur tanya.
Contoh: . Apakah tidak ada petugas piket yang menghapus papan tulis?
4. Pengubahan ke struktur berita.
Contoh: . Panitia sangat gembira jika Bapak/Ibu berkenan hadir pada acara perpisahan.

C. Berbagai Respons terhadap Perintah
Sejalan dengan bervariasinya kepentingan manusia terhadap manusia yang lain sebagai wujud dinamika hubungan antar–manusia, bentuk-bentuk perintah pun sudah menjadi suatu hal yang pasti dan selalu ditemui. Hanya dalam skala umum perintah yang biasa yang langsung bisa ditanggapi. Namun, sebenarnya pada lingkungan kalangan tertentu, bahasa perintah perlu dicermati karena belum tentu dipahami sebagai perintah biasa, seperti di dunia kerja. Dalam dunia kerja, bentuk-bentuk perintah umumnya bersifat operasional kerja sehingga perintah tidak sertamerta bisa secara langsung dilaksanakan. Banyak ragam kalimat perintah menunjukkan banyaknya bentuk perintah yang diwujudkan melalui simbol bahasa. Sebagai alat komunikasi, tentu bahasa harus dapat menerjemahkan segala bentuk keinginan dan pilihan pemakainya, termasuk keinginan mendapatkan respons dari sebuah perintah yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu, kita perlu mencermati dan mengenal bentuk-bentuk perintah agar respons yang dilakukan tidak menyimpang dari isi perintah.
Langkah yang perlu kita tempuh dalam menanggapi perintah adalah sebagai berikut.
(1). Membaca kembali isi perintah secara hati-hati, teliti, dan saksama.
(2). Merumuskan/menuliskan kembali isi perintah.
(3). Isi perintah ditulis dalam bentuk kerangka/bagan sehingga mudah dipahami.
(4). Membuat perencanaan dalam bentuk kerangka/tabel/bagan segala kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka memenuhi perintah.
(5.) Meminta konfirmasi kepada pemberi perintah akan ketepatan rencana kegiatan yang telah disusun.
Perhatikan dengan cermat proses menerima perintah kerja di bawah ini dan respons yang dilakukan.
Dalam rangka memperingati HUT SMK Nusantara 1 Bumiayu, Pembina OSIS mengumpulkan beberapa pengurus OSIS. Kemudian, beliau menjelaskan bahwa OSIS akan mengadakan pentas seni dan bazar untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-20 Sekolah. Beliau melanjutkan:”Dalam rangka HUT sekolah kita, OSIS akan mengadakan kegiatan Pentas Seni dan Bazar. Saya minta seluruh pengurus OSIS terlibat menyukseskan acara ini. Berhubung masih ada waktu satu bulan, saya ingin Ketua OSIS dan pengurus seksi mulai mempersiapkan segala sesuatunya, seperti membuat kepanitiaan lalu menyusun rencana kerja dan struktur kerja. Saya berharap seminggu sebelum acara, semuanya sudah siap. Jika diperlukan, kalian bisa bekerja sama dengan sponsor atau dunia usaha yang menjadi anggota majelis sekolah kita untuk membantu pendanaan dan penyediaan barang buat bazar. Segala hal yang masih belum jelas dapat dikonfirmasikan kepada saya. Mulai saat ini, kita saling berkomunikasi untuk mempersiapkan segalanya hingga menjelang pelaksanaan acara. Demikian pertemuan kita, selamat bekerja!
1. Pengurus OSIS mencatat isi instruksi/perintah Pembina OSIS sebagai berikut.
a. Membuat kepanitiaan kegiatan bazar-amal.
b. Membuat proposal kegiatan.
c. Membuat jadwal kegiatan.
d. Membuat bagan atau struktur kerja.
e. Menghubungi pihak yang terkait dengan kegiatan.
f. Menggalang dana dengan menghubungi sponsor untuk meminta dukungan.
g. Sosialisasi kegiatan kepada siswa dan komite sekolah.h. Klarifikasi dan konfirmasi.
2. Ketua OSIS dan sekretaris menyusun jadwal kerja.

3. Agar proses kerja berjalan lancar, dibuat pula struktur atau prosedur kerja yang mengatur:
(1). siapa mengerjakan apa,
(2). siapa bekerja sama dengan siapa,
(3). siapa bertanggung jawab terhadap pekerjaan apa dan kepada siapa, dan
(4). garis hubungan kerja dan wewenang yang jelas.
Semua hal tersebut dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan seperti di bawah ini.

4. Ketua OSIS beserta panitia kegiatan mengonfirmasikan informasi perintah kepada pembina OSIS dengan mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang sudah dan akan dilakukan agar langkah kerja tidak menyimpang.Pertanyaan untuk konfirmasi dapat seperti berikut.(1). Apakah yang sudah dilakukan sesuai dengan perintah?(2). Apakah semua rencana sesuai dengan harapan?(3). Siapa saja yang akan diundang?(4). Berapa banyak sponsor yang akan dilibatkan?(5). Biaya yang disiapkan sudah cukup atau kurang?(6). Acara sesuai dengan tema?(7) Dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar